Jumat, 07 Agustus 2020

Melihat Papie Di Jemput Malaikat


Kesaksian Ruth Ester Ambat,

MELIHAT PAPIE DIJEMPUT MALAIKAT
Saat itu tgl.6 Oktober th.1989, hari Jumat.
Papie yg udah 3 hari "koma", tiba2 pagi itu terbangun. Kebetulan kita semua lagi kumpul di RS. Semua senang karna papie sudah sembuh. 
Kemudian kita semua berencana aka pergi makan siang, baru balik lagi ke RS, tapi dokter keluarga, dr. Manoe, minta 1 org hrs temenin papie.
Jadi saya mengajukan diri untuk temenin papie, yg lain pada pergi makan. Dr. Manoe menunggu di ruang dokter jaga.

Lupa saat itu jam brp, papie tertidur lagi, jadi saya berdiri agak jauh dr tempat tidur, kira2 1 meter dr tmpt tidur papie.

Tiba2 saya kaget, ada 3 malaikat berdiri pas di samping tempat tidur papie. 2 pas di depan saya, 1 di sisi sebelah sana. Sayapnya putih, rambutnya juga putih sebahu. Sayapnya sampe nutupin kantong urine yg digantung di samping tempat tidur papie.

Saat saya lagi kaget, tiba2 lampu di atas pintu kamar nyala, tanda ada pasien yg mencet bel panggil suster. 

Perhatian saya teralihkan dari malaikat ke lampu, dan wkt saya liat ke tmpt tidur lagi, malaikatnya sdh ga ada. Tepat saat itu dr. Manoe dkk + suster2, menyerbu masuk, terus tanya: siapa yg pencet bel? Saya jawab: ga tau.
Sambil nanya gitu mereka juga langsung nyerbu ke tmpt tidur papie. Dan ternyata papie udah ga ada.
Selanjutnya para dokter masih berusaha pake alat CPR, tapi sdh tidak bisa.

Kesimpulan: kalau tugas sudah selesai, anak Tuhan akan dijemput langsung sama malaikat Tuhan ke Firdaus. Amin๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

Kamis, 06 Agustus 2020

SEPENGGAL CERITA TENTANG GARAM


Garam ternyata punya banyak cerita.

Dalam catatan Kitab Suci, garam punya peranan yang penting. Persembahan korban di Bait Suci harus dibubuhi garam. Tanpa garam, persembahan tidak akan diterima.

Ketika Ezra memohon kepada raja Arthasasta untuk membangun kembali Bait Suci, salah satu permintaannya adalah tersedianya garam di Bait Suci nanti. Sang Raja pun menitahkan seluruh bupati untuk menyediakan garam dalam jumlah yang fantastis: tak terbatas!

Di Timur Tengah Kuno, legalnya suatu perjanjian ditandai juga dengan garam. Namanya Perjanjian Garam. Mungkin bisa dianalogikan dengan Akta Notaris di jaman modern. Ketika kedua belah pihak sepakat dengan suatu perjanjian, mereka akan makan garam bersama. Suatu simbol bahwa perjanjian itu akan awet – sebagaimana fungsi garam sebagai pengawet – sampai selama-lamanya. Perjanjian TUHAN dengan umat Israel pun dianalogikan sebagai perjanjian garam. Perjanjian yang tidak akan lekang oleh waktu – sampai kekekalan.

Konon kabarnya - ketika Perdana Menteri Israel Menahem Begin suatu hari berkunjung ke Mesir, beliau diterima oleh Hosni Mubarak - Presiden Mesir kala itu - dan mereka duduk makan garam bersama. Entahlah berita itu benar atau tidak - saya tidak sempat mengeceknya.

Di jaman kekaisaran Romawi, garam merupakan komoditas yang sangat diburu. Bernilai tinggi. Mahal. Jika dibandingkan dengan masa kini, nilainya mungkin setara dengan emas. Punya ladang garam sama artinya dengan punya tambang emas. Jual-beli barang dibayar dengan garam.

Bangsa yang menguasai daerah penghasil garam tentu akan sangat diuntungkan. Menguasai daerah penghasil garam berarti akan memiliki sumber dana yang tak terbatas. Tidak heran, bangsa-bangsa ramai-ramai berburu garam. Tidak terkecuali, bangsa Romawi pun ikut berburu garam. Laut Mati – daerah penghasil garam terbesar di jamannya – jadi incaran. Bangsa-bangsa yang mendiami daerah sekitar Laut Mati – termasuk bangsa Yahudi – pun  harus ditaklukkan. Demi seonggok benda putih asin bernama garam.

Proses pengiriman garam yang sulit – karena mudah larut jika terkena air – membuat harganya semakin mahal. Tidak heran jika kemudian prajurit Romawi pun sering disewa untuk menjaga pengiriman garam agar tiba di tujuan dengan selamat. Upah prajurit Romawi yang disewa itu dibayar pula dengan garam.

Ketika kemudian keping uang mulai dikenal, upah prajurit Romawi mulai dibayar dengan uang yang nilainya sama dengan sejumlah garam. Dari situlah kemudian dikenal istilah Latin _*salarium*_ yang secara harfiah berarti _*uang garam (salt-money)*_. Dari kata _salarium_ itu turun kata _*salary*_ dalam bahasa Inggris, yang ditransliterasi ke bahasa Indonesia menjadi _*salaris*_ alias gaji/upah.

Melihat betapa tingginya nilai garam di jaman kekasiaran Romawi – jaman dimana Yesus hidup – tidaklah heran jika kemudian Yesus berkata kepada para murid-Nya: _kamu adalah garam dunia._ Namun, sebagai garam, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya bahaya garam yang menjadi tawar. “Tidak ada gunanya selain dibuang dan diinjak orang,” kata Yesus.

Garam juga sering digunakan sebagai analogi bagi hikmat. Orang yang sudah berpengalaman sering disebut “sudah banyak makan garam.” Dan ternyata, secara harfiah, salah satu makna kata garam dalam bahasa Yunani adalah _wisdom (hikmat)_. Uniknya, kata “tawar” dalam bahasa Yunani ternyata juga berarti _bodoh alias tidak berhikmat._

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose memberi nasihat supaya perkataan mereka *“dimasinkan dengan garam(TL).”* Suatu peribahasa umum di jaman gereja mula-mula yang bermakna “ucapan yang penuh hikmat.”

Seiring berjalannya waktu, harga garam semakin murah. Kini, garam bisa diperoleh dengan mudah di warung-warung dengan harga yang sangat murah. Namun, bukan berarti karena garam itu murah, tapi kemudian menjadi murahan. Tanpa garam, makanan selezat apapun akan terasa hambar.

“Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam?” kata Ayub.

_Manado, 26/10/2015_
*Irlan Gampamole*
__dicopas by me dari grup wa__

Minggu, 02 Agustus 2020

Kondangan Nikah

Hari ini sy lupa ternyata ada undangan nikah anaknya pensiunanpos. Pulang gereja langsung ngumpulkan teman2 yang ikut berangkat.
Undangannnya jam 10 pagi. Berangkatnya ke acara jam 2 siang.
Saat tiba di tujuan, acaranya sudah selesai. Para undangan sudah pada pulang. Yang tersisa hanya anggota keluarga pengantin. Untungnya pengantinnya masih berada di 'singgasana'.
Masuk dalam gedung agak malu juga, karena kursi-kursi sudah kosong. 
Kami langsung disambut tuan rumahnya. Jabat tangan lalu foto bersama pengantin sambil tak lupa menyampaikan permohonan maaf karena terlambat.
Karena acara sudah selesai, langsung pamitan mau pulang, namun sama tuan rumah langsung diarahkan ke meja makan.
Ternyata meja makannya memang sudah disiapkan utk tamu VIP. Dan kamilah tamu itu.
Semua makanan masih terbungkus plastik yang baru dibuka ketika kami duduk.
OMG bagaimana kalau sy tidak datang? pasti ketahuan sama keluarga besarnya karena tamu VIPnya ternyata tidak hadir. Permohonan maaf untuk tuan rumah juga kayanya blum cukup.

Wawancara pelamar kerja

Hari sabtu kemarin seharian sibuk buat wawancara pelamar kerja.
Cuma mau cari 1 orang petugas loket,  tapi yang daftar lebih 40 pelamar. Beberapa pelamar sudah gugur duluan pada kelengkapan administrasi.
Ada yang SKCKnya kedaluarsa, surat keterangan sehat tidak ada, KTP kedaluarsa, dll. Yang seperti ini sudah pasti tidak akan dipanggil untuk tes selanjutnya.
Wawancaraanya lumayan melelahkan, ada 32 orang yang dites. Mulai jam 10 pagi sampai jam 7 malam, ngantri dipanggil 1 1.
Sampai lupa makan. Makan siangnya jam 3 sore.
1 pelamar diwawancara 3 kali oleh manajer pelayanan, manajer dukungan umum dan kkp.
Malam harinya qt rapat menentukan siapa2 saja yang akan masuk ke tes selanjutnya. Hanya ada 7 orang yang mendapat nilai positif dari hasil wawancara. 7 orang ini masih akan dites lagi kemampuan excelnya.
Sy dapat chat ada loby2 minta dibantu meloloskan keluarganya, tapi mohon maaf buat semuanya, sy tidak mau ada intervensi dari pihak manapun. Sy melakukan tes untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas.

Loading

My Stats